Inspiratif, Menggerakkan Perubahan!

tesstifin.id – Saat menyimak penjelasan pada sebuah pertemuan parenting anak Tes STIFIn, saya tertarik dengan sebuah analogi yang disampaikan oleh pemateri yang bernama Triyawan Kolopita.

Dia memberikan penjelasan tentang bagaimana buah stroberi unggul dan tentang perawatan suhunya. Bagi saya, analogi yang dia sampaikan tak jauh berbeda dengan sebuah proses dalam dunia pendidikan. Apalagi, basic saya adalah seorang pengajar di sekolah SMK Negeri 1 Kotamobagu, Provinsi Sulawesi Utara.

”Bibit stroberi unggul jika ditanam di daerah bersuhu panas, tanpa perawatan yang sesuai maka akan menghasilkan buah yang kurang berkualitas. Bahkan, pohonnya terancam kering. Sebaliknya, bibit yang biasa saja namun ditanam di daerah bersuhu dingin dengan perawatan terbaik, akan menghasilkan buah yang berkualitas,” kata dia menjelaskan.

Jika berbicara tentang dunia pendidikan maka, penjelasan tentang contoh buah stroberi tadi, dalam penafsiran saya, menggambarkan pentingnya faktor lingkungan dalam menentukan suatu keberhasilan pekerjaan. Dan, faktor lingkungan cukup berpengaruh pada produktivitas pekerjaan.

“Lingkungan kerja adalah sebuah kondisi mencakup keadaan pekerja yang terkait dengan produktivitasnya dalam menghasilkan karya.” Sarwono (1992)

STIFIn Parenting tesstifin.id 081805180808 - Inspiratif, Menggerakkan Perubahan!
“Pengertian lingkungan kerja fisik adalah segala hal yang bisa menjadikan pengaruh pada seseorang pekerja. Kadang-kadang peningkatan suhu menghasilkan kenaikan prestasi kerja tetapi kadang-kadang malah menurunkan. Kenaikan suhu pada batas tertentu menimbulkan arousal yang merangsang prestasi kerja tetapi setelah melewati ambang batas tertentu, kanaikan suhu ini sudah mulai mengganggu suhu tubuh yang mengakibatkan terganggunya pula prestasi kerja.”
STIFIn Logo - Inspiratif, Menggerakkan Perubahan!
Sarwono (1992)
Penulis

Sedangkan Sedarmayanti (2001), menyatakan bahwa, lingkungan kerja non fisik adalah semua keadaan yang terjadi yang berkaitan dengan hubungan sesama rekan kerja, ataupun hubungan dengan bawahan.

Nah, berbicara lingkungan kerja, tentu tidak hanya bertumpuh pada satu hal saja. Sebab, ada banyak profesi dengan lingkungan kerja yang berbeda-beda, satu diantaranya adalah dunia kerja di lingkungan pendidikan, yaitu Sekolah. Dunia kerja pendidikan adalah lingkungan kerja yang berhubungan dengan bidang pendidikan, seperti pengajaran, penelitian, administrasi, dan manajemen di institusi pendidikan seperti sekolah, perguruan tinggi, pusat pelatihan, dan lembaga pendidikan lainnya.

Pekerjaan yang ditemui dalam lingkungan pendidikan mulai dari guru, dosen, peneliti, administrator, pengembang kurikulum, staf akademik, hingga staf administratif. Setiap jenis pekerjaan tersebut memiliki tugas dan tanggung jawab yang berbeda-beda dalam mendukung tujuan institusi pendidikan tempat dimana mereka mengabdikan diri.

Dunia kerja pendidikan juga dapat mencakup bidang-bidang seperti pengembangan sumber daya manusia, manajemen proyek pendidikan, konseling pendidikan, teknologi pendidikan, serta pengelolaan keuangan dan aset institusi pendidikan.

Meskipun pekerjaan di dunia pendidikan memiliki tantangan dan tuntutan yang unik, ternyata ada banyak orang merasa terpanggil untuk bekerja dibidang ini. Tentunya mereka ingin memberikan kontribusi positif terhadap pendidikan dan masa depan anak-anak dan generasi mendatang. Lebih jauh lagi untuk mengabdikan diri pada kepentingan Bangsa dan Negara.

Bagi saya, dalam dunia pendidikan, guru menjadi kunci penentu jalannya. Sebab guru memiliki pengetahuan dan keterampilan yang relevan dengan kebutuhan zaman sekarang, serta mampu mengadaptasi teknologi dan informasi terbaru untuk mengajar dan memfasilitasi pembelajaran.

Selain itu, guru juga harus mampu mengajarkan keterampilan abad 21, seperti keterampilan berpikir kritis, kreatif, komunikatif, kolaboratif dan solutif (memecahkan masalah).

Bukan itu saja, seorang guru juga harus mampu memotivasi siswa dengan cara yang berbeda, mengajar dengan berbagai metode dan strategi, serta memfasilitasi pengembangan kemampuan siswa secara holistik. Mereka harus mampu memberikan umpan balik yang efektif dan memahami bahwa setiap siswa memiliki keunikan dan kebutuhan yang berbeda.

Harus mampu memanfaatkan teknologi dalam pembelajaran, seperti menggunakan media sosial, aplikasi, dan platform online untuk memfasilitasi pembelajaran jarak jauh dan meningkatkan keterlibatan siswa. Mengembangkan literasi digital dan membantu siswa untuk menjadi pengguna teknologi yang bijaksana.

Guru berperan penting dalam menciptakan generasi yang siap menghadapi tantangan masa depan dan mampu bersaing dalam era globalisasi. Oleh karena itu, guru harus kreatif terus menerus mengembangkan diri dan meningkatkan kualitas pembelajaran, untuk memberikan pendidikan yang berkualitas dan relevan bagi siswa.

Nah, ketika berbicara tentang peran seorang guru dan untuk mencapai semua hal diatas, tentu tidak semudah membaca teorinya, sebab pada prakteknya di lapangan, jika mau jujur, kita bisa mengidentifikasi apakah diri kita, atau teman sejawat di sekolah kita mau merubah mindset berpikirnya menerima perubahan baik serta mewujudkan tuntutan seorang guru? mari kita jawab pertanyaan ini dengan menghitung berapa banyak guru yang mau berkontribusi atau mendaftar program Guru Penggerak? Berapa persentase guru yang membuat karya tulis? Karya inovasi? atau video pembelajaran kreatif untuk siswanya? Sebagian kecilkah ? atau Sebagian besarkah? Terus terang jadi malu sama diri sendiri.

Kompetensi Guru STIFIn Teaching tesstifin.id 081805180808 - Inspiratif, Menggerakkan Perubahan!

Saya harus jujur! Pengalaman mengajar yang saya lakukan selama ini tentu belumlah seberapa. Awalnya saya termasuk guru yang selalu menolak perubahan dalam dunia pendidikan. Masih teringat dibenak saya, saat awal diwacanakan kurikulum merdeka, dengan modal pengetahuan yang masih kurang tentang hal itu, kemudian saya juga belum mempelajarinya, secara pribadi sudah menyampaikan pandangan yang berbeda.

Saat pembelajaran harus dilaksanakan daring, kemudian pihak sekolah menuntut kreativitas untuk membuat media pembelajaran yang kreatif, bagaimana berorientasi dengan zoom dengan google meet, saya pun memberikan argumentasi berbeda, padahal saya belum mencobanya.

Kembali lagi pada pokok tulisan ini. Berbicara tentang lingkungan kerja, saya merasa sangat bersyukur dan beruntung. Sebab, di sekolah tempat saya bekerja saat ini, di SMK Negeri 1 Kotamobagu, ada teman sejawat yang menurut saya menjadi sumber inspirasi. Namanya Arpan Parutang, dia Ketua Jurusan Teknik Informasi dan Komunikasi.

Jika bukan karena dia yang mengajak dan menjelaskan kepada saya tentang bagaimana merubah mindset untuk mau menerima perubahan terutama siap untuk terus belajar, sebagai seorang guru saya mungkin saja tidak akan pernah mau belajar sampai hari ini.

Teman saya ini adalah guru inspiratif. Itu sebutan saya padanya. Dengan pengetahuan yang dia miliki, hampir semua mata pelajaran dia kuasai dan mampu dia ajarkan kepada siswa di sekolah. Wow amazing!

Dia sudah membuat beberapa aplikasi yang dimanfaatkan oleh guru-guru dan siswan-siswa untuk mendukung pembelajaran. Membuat unit produksi dengan melibatkan siswa untuk menanamkan jiwa wirausaha serta mengaplikasikan kompetensi kejuruan siswa.

Saya dan beberapa teman guru di SMK Negeri 1 Kotamobagu pun diberikan kesempatan untuk belajar bersama. Dia mengajarkan kepada kami bagaimana pembelajaran yang berorientasi dengan aplikasi, seperti membuat konten pembelajaran dalam aplikasi yang dia buat, yaitu aplikasi MO-Balajar.

Dan, ternyata saat projek video pertama yang kami buat selesai, ada rasa bahagia dan bangga terhadap diri sendiri. Ternyata saya bisa! Akhirnya, pengetahuan yang saya dapatkan, dengan senang hati dibagikan praktiknya kepada teman-teman guru yang lainya. Sehingga mereka pun jadi bersemangat, berlomba untuk menyelesaikan projek video pembelajaran dalam aplikasi MO-Balajar. Semua ini terjadi karena sosok inspiratif tadi.

Dari pengalaman ini lalu saya terinspirasi untuk membuat komunitas guru “Mobalajar” di Lembaga Kursus yang saya dirikan yaitu LKP-JiLTS Kotamobagu,

Kami menyelenggarakan kegiatan training untuk guru bagaimana membuat video pembelajaran dengan beberapa aplikasi, cukup dengan menggunakan handphone.

Salah seorang instruktur yang mengajar di LKP-JiLTS yakni Susan Mokoagow, sudah membuat beberapa video pembelajaran yang diposting dalam kanal youtube. Saya mengundangnya untuk menjadi pemateri dan berkolaborasi juga dengan instruktur lainnya. Ini menjadi pengalaman yang luar biasa. Ternyata ada 10 peserta yang tertarik mengikutinya dan semuanya berprofesi sebagai guru.

Pengalaman ini membuat saya berpikir bahwa, ternyata teman inspiratif dapat memicu pergerakan perubahan dalam dunia pendidikan. Dan yang kedua, kita harus memiliki kemauan yang kuat untuk merubah mindset memahami konsep merdeka belajar, merdeka mengajar secara utuh.

Kita tidak akan pernah bisa mengambil kesimpulan dari suatu peristiwa atau kejadian jika kita tidak mengalaminya secara langsung. Merdeka belajar, merdeka mengajar adalah jalan perbaikan yang sangat baik dalam dunia pendidikan kita saat ini.  

Tulisan ini sebagai bentuk refleksi diri. Belajar dari sebuah pengalaman atas kesalahan berpikir dengan harapan bisa menjadi reminder atau pengingat bagi yang membacanya. Setidaknya untuk yang pernah sefrekuensi pola pikirnya.

Jadi, temukan sosok inspiratif dalam lingkungan kerjamu karena hal itu akan sangat membantu mewujudkan setiap rencana dan rancangan dalam memajukan kualitas sumber daya manusia dan kualitas dunia Pendidikan, Jika belum maka kamulah yang harus menjadi sosok inspiratif tersebut.

Seorang penulis dan motivator Amerika Serikat Zig Ziglar mengatakan “You don’t have to be great to start, but you have to start to be great.” (Anda tidak perlu hebat untuk memulai, tetapi anda harus memulai untuk menjadi hebat). Bergerak, tergerak, menggerakkan!

Sumber : kroniktoday.com