Ned Hermann Pencetus Teori Whole Brain

RISET SINTESA TEORI STIFIN

Pendahuluan

Herrmann lebih dikenal sebagai pencetus Herrmann Brain Dominance Instrument (HBDI), suatu alat penilaian kepribadian yang dirancang untuk mengukur preferensi gaya berpikir seseorang. HBDI saat ini cukup populer dan telah digunakan oleh lebih dari 4 juta orang di lebih dari 60 negara di seluruh dunia. Beberapa tahun ini HBDI dianggap sebagai salah satu alat penilaian yang paling komprehensif dan praktis. Perusahaan-perusahaan terpopuler dalam daftar Fortune 100, banyak yang telah memanfaatkan HBDI dan tool ini telah diterjemahkan ke lebih dari 25 bahasa.

Penilaian HBDI merujuk kepada teori Whole Brain yang menunjukkan kecenderungan berpikir setiap orang secara alami dalam pemecahan masalah, komunikasi, dan pengambilan keputusan. HBDI mengukur tingkat kecenderungan seseorang berdasarkan empat kuadran Whole Brain. Setiap orang akan dikelompokkan kedalam empat kuadran kemudian dilihat minat, bakat dan potensinya. HBDI sangat membantu dalam menentukan pilihan-pilihan yang tepat, yang memberikan dampak bagi hidup, karir, pekerjaan, dan kehidupan sosial.

Biografi Singkat Ned Herrman

Nama lengkapnya adalah William Edward Herrmann (1922- 1999). Ia adalah seorang peneliti, pendidik, dan konsultan asal Amerika Serikat yang terkenal karena kontribusinya di bidang psikologi dan pengembangan kepemimpinan. Ia lahir pada tanggal 10 Februari 1922 di Mineola, New York, Amerika Serikat. Herrmann menyelesaikan pendidikan sarjana pada tahun 1943 di University of Cincinnati bidang psikologi, kemudian menyelesaikan pascasarjana dari Universitay of North Carolina.


la bekerja di berbagai industri, termasuk di Bell Telephone Labs dan General Electric, sebuah perusahaan multinasional asal Amerika Serikat yang berkantor pusat di Boston. Di General Electric ia memegang jabatan sebagai Manager Pendidikan Manajemen yang bertanggung jawab mengawasi rancangan program pelatihan untuk mempertahankan atau meningkatkan produktivitas, motivasi, dan kreativitas individu. Setelah itu ia mendirikan Herrmann International, sebuah perusahaan konsultan yang fokus pada pengembangan sumber daya manusia dan kepemimpinan.

Selama menjadi manager di General Electric, Herrmann melakukan survey yang ia sebut “Herrmann Participant Survey Form” kepada peserta pelatihan untuk mengetahui gaya berpikir dan kecenderungan belajar peserta sesuai dengan teori dominasi otak. Herrmann terus mengembangkan penelitiannya dan mengerucut pada teori kuadran otak dimana setiap kuadran bersifat stabil, independen, memiliki kecerdasan dengan karakternya sendiri-sendiri sesuai dengan fakta anatomi otak. Survey Herrmann kemudian berkembang menjadi “Herrmann Brain Dominance Instrument” yaitu sebuah instrument untuk mengukur kecenderungan gaya berpikir seseorang.
Kontribusi Herrmann mendapatkan pengakuan di seluruh dunia sehingga pada tahun 1992, ia menerima Penghargaan Kontribusi Luar Biasa untuk Pengembangan Sumber Daya Manusia dari American Society for Training and Development. Pada tahun 1993, ia terpilih sebagai Presiden The American Creativity Association. Karya Herrmann dalam memahami peran otak dalam berpikir dan belajar terus memengaruhi pendidikan dan pengembangan kepemimpinan hingga saat ini. Ned Herrmann meninggal pada tahun 1999, namun konser dan alat yang dikembangkannya terus digunakan dan dikembangkan oleh berbagai organisasi di seluruh dunia.

Teori Whole Brain Ned Herrmann

Menurut Herrmann, setiap kita memiliki kecenderungan terhadap metode dan mode dalam mengenal dan menjelajahi dunia. Kecenderungan tersebut merupakan hal yang paling kita sukai dan paling sering digunakan, mulai dari tangan yang dominan hingga berbagai hal dalam memahami dunia di sekitar kita. Kecenderungan ini mempengaruhi pikiran dan perhatian kita dalam mengarahkan energi yang kita miliki untuk memproses semua informasi yang masuk, dan ini berdampak pada kualitas keputusan yang kita ambil.
Herrmann memperkenalkan model Whole Brain Thinking yaitu sebuah konsep berpikir sebagai “peta” untuk memahami cara berpikir kita dan orang lain secara menyeluruh. Setiap orang memiliki kecenderungan berpikir kepada salah satu dari empat mode berpikir yang terdapat dalam konsep ini. Melalui konsep Whole Brain, Herrmann mengajak kita untuk memiliki kesadaran diri tentang model berpikir seperti apa yang paling disukai ketika kita menghadapi suatu masalah dan kita dapat menyelesaikan masalah tersebut dengan cara terbaik yang kita senangi dan kita kuasai.

Dalam Teori Whole Brain, Herrmann membagi kegiatan otak manusia menjadi empat mode berpikir utama yaitu Analytical, Practical, Relational, dan Innovative. Setiap kuadran secara nyata berbeda tetapi sama pentingnya. Tidak ada mode berpikir yang paling benar atau lebih baik dari yang lain. Setiap orang memiliki keempatnya dalam dirinya sebagai sebuah bakat dan potensi diri. Setiap orang hanya membutuhkan alat dan sumber daya yang tepat untuk membuka keempat kuadran dalam pikiran mereka.
Kuadran A: Analytical
Kuadran A di sudut kiri atas mencirikan pemikiran logis dan ahli dalam pemecahan masalah serta keputusan. Mewakili gaya berpikir analitis yang sangat mengandalkan fakta dan logika ketika membuat keputusan yang rasional dan metodis. Aktivitas yang disukai dengan gaya berpikir seperti ini termasuk mengumpulkan data, menganalisa informasi, menilai situasi atau ide berdasarkan fakta dan menggunakan penalaran logis. Warna yang dipilih untuk mewakili kuadran A adalah warna biru yang bermakna jelas dan langsung.

Kuadran B: Practical
Kuadaran B di sudut kiri bawah mencirikan pemikiran terstruktur dan terorganisir. Menerapkan pengetahuan pada situasi dunia nyata, terampil dalam mengorganisir, merencanakan, mengambil tindakan, dan mengelola. Gaya berpikir praktis sangat mengandalkan prosedur dan akurasi untuk menyelesaikan pekerjaan tepat waktu. Aktivitas yang disukai termasuk sangat memperhatikan detail dalam pekerjaan, pemecahan masalah, pengorganisasian, dan mengikuti arahan. Warna yang dipilih untuk mewakili kuadran ini adalah hijau menggambarkan kedekatan dengan kenyataan.

Kuadran C: Relational
Kuadran C di sudut kanan bawah mencirikan orientasi emosional, perasaan, dan interpersonal. Sangat ekspresif, berinteraksi baik dengan orang lain, ahli membangun hubungan, efektif dalam berkomunikasi. Gaya berpikir relasional sangat mengandalkan perasaan, itu adalah aset terbesarnya dan yang selalu menjadi prioritas utama. Aktivitas yang disukai selalu melibatkan perasaan, mendengarkan, mencari makna atau koneksi, mahir bekerja dalam kelompok. Warna yang dipilih untuk mewakili kuadran ini adalah merah karena melibatkan semangat emosional.

Kuadran D: Innovative
Kuadran D di sudut kanan atas mencirikan sifat-sifat yang imajinatif, berpikir secara kreatif dan terbuka untuk mencoba hal-hal baru, bekerja dengan konsep, menghasilkan ide-ide baru, dan membayangkan gambaran besar. Gaya berpikir inovasi sangat mengandalkan intuisi dan imajinasi dalam pengambilan keputusan. Aktivitas yang disukai adalah bereksperimen, melibatkan gambaran besar, menantang prosedur, terlibat dalam pemecahan masalah kreatif, dan mengambil inisiatif. Warna yang dipilih untuk mewakili kuadran ini adalah kuning karena vitalitas warna tersebut.
Menurut Herrmann, kita menggunakan keempat kuadran otak dalam kehidupan sehari-hari, tapi sebagian besar kita
memiliki kecenderungan kepada salah satunya dan merasa lebih nyaman dengan kecenderungan tersebut daripada yang lainnya.

RISET SINTESA TEORI STIFIN

Penutup

Teori Whole Brain atau konsep kuadran otak Ned Herrmann dikembangkan di lingkungan kerja selama Herrmann menjad manajer pendidikan manajemen di General Electric. Ned Herrmann tertarik dan mengamati dampak preferensi gaya berpikir terhadap pengembangan manajemen dan kepemimpinan. Berdasarkan penelitian yang luas, Herrmann menyimpulkan bahwa otak dapat dibagi menjadi empat kuadran. Setiap kuadran terkait dengan preferensi berpikir,
pengambilan keputusan, dan pemecahan masalah yang berbeda.

Berdasarkan model Whole Brain, Herrmann mengembangkan serangkaian pertanyaan untuk mengidentifikasi gaya berpikir dominan dan tingkat preferensi di setiap kuadran seseorang. Pertanyaan-pertanyaan ini menjadi dasar untuk HBDI. Herrmann meyakini bahwa keberagaman kognitif memiliki dampak signifikan pada cara orang mengelola dan memimpin. Dan hasil pengamatannya selama ini telah membuktikan kebenaran itu berulang kali. Lebih dari empat dekade penelitian dan inovasi Herrmann telah mendukung validitas Whole Brain dan HBDI.

Herrmann yang memiliki latar belakang pendidikan psikologi, sebenarnya juga terinspirasi dari model Otak Kiri/Otak Kanan milik Roger Sperry (1913-1994) kemudian mengintegrasikannya dengan Model Triune Brain milik Paul D. MacLean (1913-2007), lalu mengembangkan model Whole Brain miliknya sendiri. Pada tahun 1996, Herrmann mempublikasikan model
temuannya ini dalam bukunya yang berjudul “The Whole Brain Business Book”. Teori Whole Brain ini pula yang pada akhirnya menginspirasi Farid Poniman untuk merumuskan konsep STIF yang jauh lebih komprehensif.
Dalam Konsep STIFIn, Analytical identik dengan Thinking, Practical sama seperti Sensing, Relational identik dengan Feeling, dan Intuitive sama dengan Intuiting, serta menambahkan satu kuadran baru Insting yang tidak didefenisikan oleh konsep Whole Brain. 


Referensi:
1. Wikipedia, 3 Desember 2023. Ned Herrmann. Diakses 5 Januari 2024.
https://en.wikipedia.org/wiki/Ned_Herrmann
2. ThinkHerrmann. The Whole Brain Thinking Methodology. Diakses 5 Jauari 2024.
https://www.thinkherrmann.com/whole-brain-thinking-methodology
3. Mind Tools. Herrmann’s Whole Brain Model. Diakses 5 Jauari 2024.
https://www.mindtools.com/aoqzniy/herrmanns-whole-brain-model

Mesin Kecerdasan STIFIn - Potensi Bakat Alami Setiap Mesin Kecerdasan