Pemetaan Potensi genetik (bawaan/terberi) kini dapat dilakukan lebih mudah melalui konsep STIFIn.
Konsep ini dipercaya mampu mendeteksi Mesin Kecerdasan dominan seseorang sejak dini, sehingga potensi diri bisa diarahkan dengan mudah menuju Kesuksesan Mulia.
STIFIn merupakan singkatan dari lima Mesin Kecerdasan, yaitu Sensing, Thinking, Intuiting, Feeling, dan Insting.
Sistem ini berangkat dari pemetaan belahan otak manusia: kiri (T–thinking, S–sensing), kanan (I–intuiting, F–feeling), dan otak tengah (In–insting).
“Semakin dini terdeteksi, semakin mudah menuju sukses mulia,” demikian disampaikan Solver Al Nur Fatmawati, asal Makassar, Kamis (25/09/2025).
Metode ini memiliki tiga keunggulan utama: Simpel, Akurat, dan Aplikatif.
Saat ini, STIFIn menggunakan ilmu dermatoglyphics atau pola sidik jari untuk menentukan dominasi belahan dan lapisan otak.
Ke depan, pengembangan juga diarahkan pada tes berbasis suara, iris, hingga DNA.
Testimoni positif datang dari peserta bernama Mariyani. Ia mengaku merasakan manfaat langsung setelah mengikuti tes STIFIn.
“Alhamdulillah, setelah tesnya ini saya jadi lebih mengenal diri sendiri. Enggak ragu-ragu lagi. Kadang kita ragu dengan sikap sendiri, ternyata memang seperti itu. Jadi lebih yakin lagi,” ujarnya.
Menurut Mariyani yang juga merupakan Owner Apotek Pelita Moncongloe, tes STIFIn penting untuk diikuti masyarakat.
“Daripada menduga-duga, lebih baik diperjelas kelemahan dan kekuatan kita. Itu bisa dijadikan potensi untuk bisnis, usaha, kehidupan, bahkan mendekatkan diri kepada Allah,” tambahnya.
Mariyani bahkan memberi skor 9 dari 10 untuk pengalaman mengikuti tes tersebut.
Dengan pendekatan ilmiah ini, STIFIn diyakini membantu individu mengenali fitrah genetiknya serta mengoptimalkan potensi untuk meraih kehidupan yang lebih baik.
