Posted on

STIFIn for Family, Tahapan Parenting STIFIn

Kuadran Parenting - tessstifin.id - 081805180808
tesstifin.id – Keberhasilan seorang anak akan membuat bangga orang tua, tapi banyak orang tua tidak mengetahui bagaimana cara yang tepat untuk mempersiapkan agar anak mereka bisa berhasil sesuai dengan karakter genetik sang anak, bahkan sebagian orang tua kebingungan bagaimana cara mendidik anak di zaman yang semakin berkembang ini. Berikut tahapan yang di anjurkan STIFIn untuk membentuk Parenting yang baik agar hubungan di dalam keluarga terutama antara orang tua dan anak bisa saling bersinergi dalam membangun keluarga yang sukses mulia.

3 Tahap Parenting STIFIn

  1. Menentukan Parent Leader di keluarga
  2. Bangun Atmosfer keluarga sesuai dengan bakat alami Parent Leader
  3. Perlakukan setiap anak sesuai bakat alaminya

1.Menentukan Parent Leader

Parent Leader adalah kepala pengasuhan dalam keluarga yang kadar sense of giving-nya paling besar dalam pengasuhan anak, meliputi aspek seperti energi, waktu, tenaga, pikiran, perasaan materi dan sebagainya. Idealnya parent leader diperankan oleh ayah. Tapi jika ayah tidak memungkinkan , peran parent leader bisa digantikan oleh ibu atau pelaku pengasuhan lainnya seperti nenek, kakek, bibi atau paman.

Tugas Parent Leader  antara lain:

  • Menentukan arah pengasuhan
  • Membangun tim
  • Serta menentukan keputusan-keputusan strategis dalam keluarga.

2. Bangun Atmosfer Keluarga

Dalam suatu keluarga diperlukan Atmosfer yang stabil agar anak tumbuh dengan standar atau aturan yang jelas dan mengalami kebingungan serta kekacauan. Atmosfer yang dibangun adalah lingkungan yang sesuai dengan bakat alami Parent leadernya. Tujuannya agar lingkungan yang dibangun dibawa pada level terbaik. “Bakat alami” Parent Leader adalah Mesin Kecerdasan dari Parent Leader.

3. Perlakukan anak sesuai bakat alaminya

Menumbuhkan dan mengoptimalkan bakat anak sesuai dengan Mesin Kecerdasan dan Personalitinya. Tujuannya agar anak dapat berkembang dan sukses sesuai dengan bakat alaminya, karena setiap anak memiliki kekuatan dan potensi yang berbeda satu sama lainnya

Sumber : stifinaction.com